Menurut dr. Handrawan Nadesul, tubuh manusia dirancang untuk dapat
hidup sampai 120 tahun. Namun dalam kenyataannya, amat jarang manusia
mampu mencapai umur 100 tahun. Hambatan untuk mencapai umur panjang
datang dari dalam tubuh (misal, faktor keturunan, kelainan genetik,
bertambahnya usia), juga dari luar tubuh (misal, penyakit, makanan yang
tercemar zat kimia, cuaca, stress dan lain-lain).
Upaya manusia untuk memperpanjang umur dan awet muda sudah banyak
dilakukan. Dengan bantuan medis, kini umur manusia semakin lebih
panjang. Namun demikian, masih tetap sulit untuk mengoreksi
pengaruh-pengaruh yang berasal dari dalam, seperti keturunan dan
kelainan genetis. Sedangkan pengaruh yang dari luar tubuh pun sulit
ditangkal. Maka, menurut Dr. Handrawan Nadesul, yang dapat kita lakukan
adalah mengurangi pengaruh buruk dari luar dengan menerapkan pola dan
gaya hidup yang benar. Berikut tujuh tips pola hidup benar yang
dianjurkan oleh banyak pakar medis yang diringkas dari pendapat Dr.
Handrawan Nadesul dalam “Tujuh Jalan Menuju Panjang Umur”.
Cukup tidur
Tidur amat diperlukan agar sel-sel tubuh dapat beristirahat dan
memulihkan diri. Tidur juga dibutuhkan untuk mengembalikan kesegaran
jiwa. Kita perlu mendapatkan tidur yang cukup. Yang dimaksud dengan
“cukup” di sini bukan sekedar lamanya waktu tidur, namun mutu tidur.
Banyak orang tertidur cukup lama tetapi sewaktu bangun tidak merasa
bugar, masih mengantuk dan lelah. Ini pertanda tidur mereka tidak
bermutu. Tidak perlu lama, asal terlelap, tidur sejenakpun dapat
memulihkan kebugaran tubuh dan mental. Namun demikian, dalam sehari kita
memerlukan istirahat tidur sekurang-kurangnya tujuh jam. Oleh karena
itu, kita harus mengatur pola hidup sedemikian rupa sehingga memenuhi
kebutuhan tidur yang cukup.
Jangan lupa sarapan
Penting sekali untuk mengawali kegiatan sehari-hari dengan bekal
energi yang cukup. Dan, itu didapat dari sarapan. Mengapa sarapan
diperlukan? Bayangkan, jika kita makan malam pada pukul tujuh malam maka
pada pukul tujuh pagi tubuh telah berpuasa selama 12 jam. Bila kita
tidak sarapan, berarti kita berpuasa lebih dari 12 jam. Padahal sejak
pagi, aktivitas kita telah menyerap energi yang diambil dari cadangan
tubuh. Hal ini akan mempengaruhi pola faali tubuh sehingga kinerja tubuh
tidak selalu normal dan bugar. Jika proses seperti ini berlangsung
dalam waktu lama hingga bertahun-tahun, tubuh akan loyo.
Sayangnya, banyak orang tidak menyempatkan diri untuk sarapan
secukupnya. Selain itu banyak juga orang, dengan alasan diet, melewati
makan malam. Jadi, jangan heran bila lambat laun tubuh melemah, prestasi
kerja melorot, dan umur pun semakin pendek saja.
Makan secukupnya dan teratur
Orang yang panjang umur mempunyai pola makan secukupnya, tidak
berlebihan dan teratur. Sebenarnya tubuh kita mempunyai alat untuk
mengontrol kecukupan makan. Bila kadar gula dalam darah menurun, tubuh
memberikan tanda rasa lapar. Sedangkan bila kadar gula dalam darah telah
cukup, tubuh mengirimkan isyarat kenyang agar kita berhenti makan.
Tetapi seringkali kita terus makan meski tidak merasa lapar. Kita makan
camilan dan jajan tanpa memikirkan kita sudah kenyang atau tidak. Dalam
kegiatan sehari-hari, misal, menonton tv, menyetir, bekerja, disertai
dengan camilan.
Yang dimaksud cukup di sini tentu bukan hanya porsi, melainkan juga
kandungannya. Kehidupan modern telah memperkenalkan berbagai makanan
olahan siap saji yang sebenarnya mengandung bahan pengawet yang membuat
makanan tidak segar dan beresiko. Ada baiknya kita memilih menu makanan
alami dan segar, seperti sayur mayur dan buah dari pertanian organik.
Serta mengkonsumsi garam dan gula secara arif. Gula banyak terdapat
dalam minuman ringan, es krim, permen, kue-kue.
Gerak badan secara teratur
Manfaat olahraga dan gerak badan sudah amat kita fahami, tetapi gaya
hidup modern yang serba otomatis dan mekanis membuat kita semakin jarang
bergerak. Waktu kita habiskan untuk bekerja, bila toh bergerak, kita
hanya bergerak dari meja ke meja, atau dari kendaraan ke tempat kerja
saja. Semakin sedikit saja waktu yang disisihkan untuk berolahraga.
Gerak badan tidak harus dalam bentuk olahraga. Berjalan kaki adalah
bentuk gerak badan yang paling mudah dan murah. Ada baiknya melakukan
jalan kaki sehat secara bergegas, sekurang-kurangnya 100 meter/menit,
menempuh jarak sedikitnya 5 km sehari, dan dilakukan setidaknya 3-4 kali
seminggu.
Menjaga berat badan tetap ideal
Makan secara berlebihan dan tak teratur, ditambah tubuh yang jarang
digerakkan membuat badan cenderung gembrot. Badan yang demikian bukan
hanya tak sedap dipandang, juga menjadi sarang penyakit. Orang bertubuh
gemuk beresiko terkena penyakit jantung koroner, stroke, kencing manis,
atau darah tinggi. Karena itu kita semestinya menjaga agar berat badan
tetap ideal.
Berat badan ideal diketahui melalui perhitungan sebagai berikut:
tinggi tubuh (cm) dikurangi 100 cm, lalu dikurangi 10% (kg). Misal, bila
tinggi tubuh adalah 170 cm, maka berat badan ideal dihitung sebagai
berikut: (170 – 100) – (10% x (170 – 100)) = 63 kg. Berat badan ideal
dicapai dengan menerapkan pola makan yang sehat dan cukup dan diimbangi
dengan gerak badan yang teratur.
Jauhi rokok
Semakin jelas bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan. Rokok sangat
buruk bagi jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Semua ini hanya
menambah resiko umur pendek saja. Sedangkan rokok tidak memberikan
manfaat apa pun bagi organ tubuh mana pun, selain memicu kerja otak
lebih giat. Memang, pecandu rokok biasanya baru bisa berpikir lapang
jika merokok.
Sebenarnya orang yang tidak merokok pun terancam resiko yang sama
besar dengan orang yang merokok, karena menghisap asap rokok yang
disebarkan oleh perokok. Penelitian membuktikan, asap rokok bagi mereka
yang tidak merokok sama jahatnya bagi si perokok sendiri. Karenanya,
menjauhi rokok bukan saja menjauhi konsumsi rokok itu sendiri, melainkan
juga menciptakan lingkungan yang bersih dari asap rokok.
Hidup berdampingan dengan stres
Tak mungkin hidup terbebas dari stres. Stres diperlukan agar jiwa
kita kebal dari kejatuhan. Tak selamanya harapan menjadi kenyataan.
Untuk itu kita perlu beradaptasi dengan kegagalan, keputus-asaan,
kecemasan dan kenyataan hidup lain yang tak sesuai dengan keinginan.
Orang yang tak bisa hidup berdampingan dengan stres mengalami gangguan
jiwa dan kesehatan. Banyak gangguan tubuh yang semakin berat karena
stres, misal, mag, asma, eksim serta gangguan kehidupan seksual.
Kita perlu menyeimbangkan kehidupan materi dengan kehidupan
spiritual. Salah satunya dengan jalan memupuk sikap hidup disiplin,
yaitu: menerima tanggung jawab, menjunjung tinggi kebenaran, menunda
kepuasan, dan hidup seimbang. Dengan demikian kita akan menemukan hidup
yang bermakna. Hidup dengan penuh makna ini memberikan kekuatan jiwa
yang mendorong umur yang lebih panjang. ***
0 komentar:
Posting Komentar