Semua orang suka bergembira. Salah satu cara menumbuhkan kegembiraan
dalam pergaulan sosial adalah dengan menggunakan humor. Bagaimana
hebatnya humor banyak dibahas oleh para pakar. Namun kita perlu tahu
kapan dan bagaimana menyiasati humor secara baik dan tepat sasaran.
Salah dalam berhumor, alih-alih memancing canda ria, malah menyinggung
perasaan orang lain dan merusak suasana saja.
Sayangnya tidak semua orang dikaruniai kemampuan berhumor secara
alami. Ada orang-orang yang tidak mudah menyampaikan sebuah cerita lucu
menjadi lucu adanya. Bila anda termasuk orang yang demikian, maka jangan
terlalu memaksakan diri. Humor yang baik bersifat spontan. Namun ada
baiknya anda menyimpan beberapa humor yang anda kuasai dengan baik untuk
menghidupkan suasana. Ada beberapa tips dalam menyampaikan humor secara
baik dalam pergaulan kita di kantor, atau pergaulan sosial lainnya.
Kenali pendengar anda. Jangan langsung melontarkan
humor, tetapi kenali terlebih dahulu dengan siapa anda sedang berbicara.
Perkirakan bagaimana kemampuan mereka menanggapi humor anda. Dengan
demikian anda mulai bisa menyusun beberapa skenario humor yang tepat
pada pendengar atau orang-orang yang sedang terlibat di sana.
Perhatikan situasinya. Humor yang segar dan tepat
pada sasaran biasanya bersifat topikal, dikenal baik oleh pendengar, dan
sesuai dengan situasi. Karena itu pelajari situasinya. Humor paling
lucu yang dilontarkan terlalu cepat akan kehilangan sensasinya. Meski
pun humor sebaiknya spontan, namun anda bisa menyusun skenario dan
membawa suasana semakin meriah.
Kuasai bahan humor yang akan sampaikan. Ini
membutuhkan kemampuan alami anda. Ada banyak bahan humor yang bisa kita
temui, namun menguasai bukan berarti sekedar hafal dan paham arus
ceritanya. Anda juga perlu tahu bagaimana menyampaikannya melalui
intonasi, mimik wajah, dan bahasa-bahasa tubuh lain. Anda juga bisa
melibatkan orang lain untuk menunjang humor anda. Memang, bila humor itu
sendiri sudah cukup “kuat”, meski disampaikan datar-datar saja,
kelucuannya tetap terasa. Bila anda termasuk orang yang belum mampu
melakukannya, kumpulkan humor-humor yang kuat, yang memang benar-benar
lucu. Namun, jangan sekali-kali melontarkan humor dengan disertai
kata-kata yang menunjukkan keraguan anda, misal, “Saya agak lupa humor
ini, tapi.”
Berhumorlah tentang diri anda sendiri. Cara paling
aman dalam berhumor adalah melontarkan humor tentang diri sendiri.
Menertawakan diri sendiri sebenarnya cermin kekuatan kepribadian.
Carilah sisi-sisi pengalaman diri anda yang patut dijadikan pelajaran
melalui humor. Mengolok-olok orang lain mungkin bisa mengocok perut
banyak orang, tetapi tak semua orang suka mendengarkannya. Bila anda
suka mengolok-olok orang lain, jangan kecewa bila suatu saat anda akan
diolok-olokkkan. Bergurau tentang orang lain tak selalu menumbuhkan
simpati.
Hindari humor yang sensitif. Jangan bergurau tentang
hal-hal yang sensitif. Humor tentang agama, suku, politik, seks, atau
isue-isue sensitif lain sebaiknya dihindari. Ini bisa membahayakan diri
anda sendiri. Mungkin mereka tertawa, tetapi anda tak tahu apa yang ada
dalam diri mereka. Bila anda ingin melakukannya, evaluasi situasi dan
pendengarnya baik-baik.
Jangan berlebih-lebihan. Jangan memaksakan diri dan
berlebih-lebihan. Kendalikan diri anda baik-baik. Anda harus tahu kapan
saatnya anda berhenti. Bila tiba saatnya untuk serius, maka tunjukkan
perhatian.
Sampaikan humor untuk menarik perhatian. Tidak
setiap saat kita harus bercanda. Dalam kehidupan formal, gunakan humor
untuk menarik perhatian dari pendengar anda. Anda tidak harus menjadi
pelawak setiap saat. Bila perhatian itu sudah anda raih, lanjutkan
dengan tujuan anda yang semestinya. ***
0 komentar:
Posting Komentar