Mengeluh itu biasa dalam kehidupan sehari-hari. Mengeluh seringkali
merupakan pertanda tersumbatnya energi positif untuk melakukan suatu
tindakan. Orang yang mengeluh biasanya tidak tahu harus melakukan apa.
Tapi ada juga orang yang suka mengeluh. Mengeluh menjadi sebuah
kebiasaan. Ada saja yang mereka keluhkan, termasuk hal-hal kecil yang
semestinya bisa mereka atasi. Orang seperti ini sebenarnya telah
menyumbat energi positif mereka dengan energi negatif, seperti
kemalasan, kebosanan atau keengganan.
Terlepas dari semua itu, pada saatnya kita akan didatangi oleh
seseorang dengan segudang keluhannya. Mungkin orang yang paling banyak
kita dengar keluhannya adalah pasangan kita, anak, saudara atau orang
tua kita, kemudian rekan kerja, bawahan, bahkan atasan dan tetangga.
Bahkan, boleh jadi kita akan mendengar keluhan dari orang-orang baru
tidak kita kenal, seperti, dalam kendaraan, di pasar, atau dimana pun.
Jangan berkecil hati, pahami saja, mengeluh itu jauh
lebih mudah ketimbang melakukan tindakan. Hadapi saja pengeluh-pengeluh
itu. Berikut ada beberapa tips yang mudah-mudahan berguna bagi anda
saat menghadapi keluhan orang lain.
Mengapa tidak menjadi seorang yang lebih bijak?
Mendengar keluhan seringkali menyebalkan, karena kita sendiri mungkin
mempunyai keluhan yang lebih banyak. Namun, jangan keburu mengacuhkan
keluhan orang lain. Coba renungkan, mengapa seseorang mengeluh pada
anda? Bukankah itu pertanda bahwa ia mempercayai anda. Tidakkah
sebaiknya kita mencoba bersikap lebih bijak dengan memperhatikan keluhan
tersebut.
Perhatikan dan dengarkan keluhan. Pasti ada sesuatu
yang patut anda perhatikan di balik puluhan keluhan yang mengalir dari
ucapan seseorang. Dari ribuan keluhan, mungkin ada satu dua yang memang
benar adanya. Memang lebih banyak keluhan yang bisa dilupakan begitu
saja. Namun, dengan memperhatikan keluhan orang lain anda mengasah
kepekaan terhadap perasaan orang lain.
Menghargai perasaan orang lain. Hadapi keluhan orang
lain dengan mencoba menghargai perasaan mereka. Tidak mudah memang
memahami perasaan orang lain, namun jika anda cukup peka anda bisa
menumbuhkan empati anda terhadap mereka.
Jangan berpura-pura memperhatikan. Tapi jangan
berpura-pura memperhatikan. Jika anda yakin bahwa keluhan mereka patut
diperhatikan, berikan perhatian yang tulus. Dengarkan dengan seksama,
balas tatapan mata mereka untuk menunjukkan bahwa anda sungguh-sungguh
memperhatikan, berikan sedikit sentuhan untuk menyatakan ketulusan anda.
Tak harus memberikan nasihat. Adakalanya seseorang
mengeluh, dan tidak bermaksud mencari nasehat. Mereka hanya ingin
didengarkan. Persiapkan diri anda untuk tidak memberikan nasehat. Anda
takkan sungguh-sungguh tahu apa yang dialami dan bagaimana mengatasinya.
Cukup tunjukkan bahwa anda mengerti akan keluhan mereka.
Lepaskan sumbat energi positifnya. Namun jika anda
tahu apa yang sesungguhnya sedang dihadapi oleh sang pengeluh, dan anda
tahu bagaimana sebaiknya menghadapi, ada baiknya anda memberikan saran.
Semua itu harus bertujuan untuk menyingkirkan energi negatif yang
menyumbat energi positifnya. Namun, sesungguhnya jarang kita benar-benar
memahami apa yang terjadi. Hanya berikan saran dan nasehat jika
diminta.
Jika anda tak punya cukup waktu… Anda tahu anda
harus memperhatikan keluhan mereka, namun anda tak punya cukup waktu.
Usahakan anda tetap menerima keluhan mereka, namun dengan
sungguh-sungguh katakan bahwa anda tak punya waktu. Janjikan padanya
waktu senggang dimana anda bisa menerima keluhan mereka.
Jika keluhan itu sudah menjadi pengganggu… Jika si
pengeluh ternyata hanya menghabiskan waktu anda, maka jangan ragu untuk
mengatakan bahwa anda tak punya waktu untuk keluhan itu. Tunjukkan
kepada siapa ia seharusnya mengadukan keluhannya. Ini perlu anda
keluhkan, agar anda tidak perlu mengeluh setelah itu. ***
0 komentar:
Posting Komentar