19.9.12

Pentingnya Organisasi Ketika Kuliah


Iseng saat makan tadi pagi, adek saya bercerita tentang suasana saat dites-tes oleh kaka tingkat saat Ospek. Kalau tentang 'keakraban' seperti hujan lokal dan dimarahin itu mah udah biasa. Walaupun tujuan itu semua baik, menguatkan mental para mahasiswa baru dengan landasan yang tulus tentunya. Bukan sisi itu yang menarik ketika berbicara dengan si 'dungil' itu, melainkan ketika panitia menanyakan penting mana Organisasi atau Kuliah ?


Saya lantas menjawab, kalau bisa dan suka dua-duanya mengapa tidak. Kuliah dan berorganisasi itu saling melengkapi, kuliah untuk mendapatkan ilmu eksaknya dan berorganisasi untuk mendapat ilmu sosial bagaimana kita dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Di kaskus, link treadnya ada disini pada rame membahas penting mana sih kuliah atau organisasi ?
Secara garis besar, kalau dilihat dari tujuan awal, tentunya kuliah menjadi prioritas utama karena mau tidak mau kita harus mengutamakannya, tapi organisasi penting juga buat menunjang kemampuan dan portofolio kita nanti saat kerja. Bukan hal yang asing lagi sekarang, ketika bekerja nanti IP menjadi salah satu syarat penting ketika melamar pekerjaan. Umumnya dengan skor  2.75 kita baru bisa melamar kerja, bahkan sekarang ada beberapa perusahaan nasional, mensyratkan IP mesti diatas 3.0. Tapi ketika semua pelamar memiliki IP 3.0 keatas sama dengan kamu bahkan lebih ketika kamu melamar, trackback prestasi dan organisasi-organisasi apa saja yang diikuti akan menjadi jurang pemisah yang besar yang menjadi bahan pertimbangan, apalagi kalau organisasi tersebut masih ada sangkut paut dengan tempat kamu melamar pekerjaan. Saya ada membaca , kalau redaktur utama detik.com dulu sempat aktif berorganisasi menjadi wartawan di kampusnya, bayangkan saja kalau dia tidak berorganisasi di disana, mungkin tidak bisa menjadi seperti sekarang.

Nah dibawah ini ada beberapa keuntungan pokok berorganisasi ketika kuliah yang saya kutip  dari Binus university dan semoga bisa menambah semangat untuk terus berorganisasi serta tidak melupakan kuliah.

1. Melatih Leadership
Ketika ikut organisasi, pastinya akan ada banyak hal yang harus kamu urus seperti acara-acara organisasi, yang tentunya melibatkan banyak orang, baik itu sesama mahasiswa anggota organisasi ataupun orang-orang di luar organisasi. Mahasiswa yang ikut organisasi kampus umumnya memiliki sikap dan karakter yang lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Mereka lebih banyak terlatih dalam mengutarakan pendapat di hadapan orang lain ataupun menggerakkan dan mengarahkan teman-teman sesama anggota ketika organisasi sedang mengadakan suatu acara. Jika saat ini belum terbayang seperti apa rasanya mengarahkan teman-teman sendiri, jika nanti sudah berpartisipasi dalam organisasi, sadar atau tidak sadar, kamu akan terperangah bahwa sesungguhnya kamu mampu melakukannya. Di dunia kerja, keterampilan leadership ini pasti bermanfaat sekali. Seringkali di lowongan-lowongan kerja memasukkan leadership sebagai salah satu kriteria untuk calon karyawan barunya, meskipun untuk posisi level staf yang sebenarnya tidak memiliki bawahan. Kamu yang mengikuti organisasi mahasiswa dipandang lebih memiliki inisiatif serta dapat memotivasi dan mengarahkan diri sendiri dan rekan dalam bekerja. Atasan juga lebih senang karena tidak harus mengarahkan kamu terus menerus.

2. Belajar Mengatur Waktu
Dengan ikut organisasi, memang waktu yang biasa kamu gunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas akan berkurang. Sementara itu, kuantitas tugas kuliah tetap sama saja antara kamu yang ikut organisasi dan teman-teman lain yang tidak ikut organisasi. Agar keduanya dapat berjalan sama-sama lancar dan tidak ada yang terbengkalai, manajemen waktu yang baik mutlak harus kamu lakukan. Mungkin pada awalnya, kamu akan sedikit kewalahan membagi waktu untuk kuliah dan organisasi. Tapi, lama-lama kamu akan semakin terbiasa. Selanjutnya, kebiasaan ini dapat terus terbawa sepanjang sisa hidup kamu. Setelah bekerja di kantor nanti, kamu akan lebih terlatih dalam mengelola tugas-tugas yang jumlahnya tidak sedikit dan menetapkan prioritas tugas mana yang harus lebih dulu dikerjakan.

3. Memperluas Jaringan atau Networking
Di dalam organisasi akan banyak orang baru yang kamu kenal. Teman-teman mahasiswa seangkatan, senior, mahasiswa dari jurusan lain, orang lain atau praktisi di bidang organisasi atau jurusan yang kamu pilih, dan sebagainya. Mereka ini (bisa juga disebut sebagai jaringan) jangan diremehkan, karena merupakan aspek yang penting, terutama bagi fresh graduate dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Dari mereka, kamu akan dapat memperoleh informasi mengenai lowongan pekerjaan. Entah itu dari kantor tempat mereka bekerja atau dari informasi yang mereka miliki. Dan menurut kebiasaan di berbagai perusahaan, rekomendasi kandidat dari karyawan yang sudah bekerja di perusahaan tersebut biasanya prosesnya bisa lebih cepat, karena mereka telah memiliki gambaran dari karyawan dalam tersebut mengenai kamu sebagai calon karyawan baru.

4. Mengasah Kemampuan Sosial
Mereka yang tergabung dalam organisasi, umumnya secara sosial juga lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Jika ikut organisasi, kamu juga akan terlatih berinteraksi dengan berbagai macam tipe orang. Tidak hanya teman-teman satu jurusan, tapi juga dengan teman-teman dari program studi yang lain. Dengan ini, tentu akan semakin memperluas pemahaman kamu akan berbagai karakteristik orang. Sesuai pengetahuan umum, manusia adalah individu unik. Semakin luas pergaulan kamu, maka pemahaman kamu akan manusia dapat semakin kaya. Saat bekerja nanti, keterampilan ini akan sangat membantu. Kamu akan lebih berpengalaman berinteraksi dengan berbagai karakter rekan kerja, sehingga nantinya akan memudahkan kinerjanya kamu.

5. Problem Solving dan Manajemen Konflik
Banyak berinteraksi dengan orang dengan berbagai karakteristiknya, merupakan hal yang lumrah jika satu atau dua kali terlibat konflik dengan mereka. Demikian juga di dunia kerja, di mana deadline yang mendesak, rekan kerja yang kurang kooperatif atau sukanya menjatuhkan rekan kerja di depan atasan, dan lainnya yang rentan menimbulkan konflik. Jika sudah terbiasa mengatasi masalah dan konflik, kamu tidak akan kaget lagi dan sudah terbayang hal-hal yang sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan masalah agar tidak sampai menurunkan perfoma kerja.


0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

Blogroll